PKn : BAB XV - GEOSTRATEGI (KETAHANAN NASIONAL)
A. Pengertian Geostrategi/Ketahanan Nasional.
Kasus impor beras membuat DPR RI berencana membuat hak angket yaitu hak menyelidiki kebijakan pemerintah. Tindakan ini diperlukan karena impor tersebut menunjukkan lemahnya daya tahan bangsa terhadap ketahanan pangan nasional.
Pada kasus lain ada kegamangan dalam pertahanan budaya, di mana generasi muda mulai enggan menggunakan budaya nasional dan mulai terimbas budaya global. Oleh karena itu perjuangan mengisi kemerdekaan pada saat ini harus berdasarkan kemampuan nasional dan dibina secara berkelanjutan walaupun dihadapkan pada berbagai jenis kendala, seperti pluralisme masyarakat, kondisi geografis, dan dinamika lingkungan yang dampaknya tidak mungkin diabaikan.
Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang dan damai. Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografis Negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi juga memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman dan sejahtera.
Geostrategi /ketahanan nasional indonsia adalah strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi Negara indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa indonsia serta memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman dan sejahtera.
Geostrategi bukanlah merupakan geopolitik untuk kepentingan politik dan perang tetapi untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud konsepsi “Ketahanan Nasional”.
Geostrategi/Ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan. Kondisi kehidupan tersebut sejak dini dibina secara terus menerus mulai dari pribadi, keluarga , lingkungan daerah dan nasional.
B. Latar Belakang Geostrategi/ Ketahanan Nasional
Sejak proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia tidak luput dari berbagai gejolak, ancaman dari dalam negeri maupun luar negeri yang hampir mambahayakan kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Dengan posisi geografis potensi sumber kekayaan alam, serta besarnya jumlah dan kemampuan penduduk yang dimiliknya. Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh Negara Negara besar.
Dalam rangka menjamin eksitensi bangsa dan Negara dimasa kini dan masa datang bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang harus dibina secara konsisten dan berkelanjutan.
C. Tujuan Geostrategi/ Ketahanan Nasional
Geostrategi diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan keamanan, mewujudkan keadilan hukum dan keadilan social, serta terdapatnya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri.
D. Fungsi Geostrategi/ Ketahanan Nasional
Geostrategi /Ketahanan Nasional Indonesia mempunyai fungsi sbb:
Daya tangkal dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, geostrategic Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas eksistensi bangsa dan Negara Indonesia dalam aspek :
1. Ketahanan pada aspek ideology
Ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman dari luar ,maupun dari dalam, dalam rangka menjamin kelangsungan hidup ideology bangsa dan Negara RI
2. Ketahanan pada aspek politik
Untuk mengejar ketinggalan dari Negara maju kita perlu mengadakan proses perubahan atau modernisasi ,penegakan hokum, dan menegakkan disiplin nasional
3. Ketahanan pada aspek ekonomi
Ketangguhan kekuatan nasional dalam kegiatan yang berkaitan dengan produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa, usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat baik secara individu maupun kelompok.
4. Ketahanan pada aspek social budaya
Ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan social budaya bangsa dan Negara RI
5. Ketahanan pada aspek pertahanan keamanan.
Ketangguhan kekuatan pertahanan nasional dan upaya untuk melindungi kepentingan bangsa dan Negara demi tetap terwujudnya kondisi kelangsungan hidup bangsa.
Berfungsi sebagai pengarah bagi pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam ideology, politik, ekonomi, social budaya , pertahanan dan keamanan (hankam) sehingga tercapai kesejahteraan rakyat. Ketahanan nasional sebagai pengarah berfungsi menyatukan pola pikir, pola tindak, dan cara kerja intersektor, antarsector, dan multidisipliner.
Cara kerja ini selanjutnya diterjemahkan dalam RJP(rencana jangka panjang) yang dulu dikenal dengan GBHN, RJP yang dibuat pemerintah dan disetujui DPR memuat kebijakan dan strategi pengembangan dalam setiap seckor untuk mencapai tujuan nasional masyarakat adil dan makmur.
E. Sifat Geostrategi /Ketahanan Nasional
Untuk mewujudkan Ketahanan Nasional, dilaksanakan dengan mengelola dan menyelenggarakan kesejahteraan dan keamanan terhadap system kehidupan nasional. Sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, metode pendekatan dan pengkajian, Ketahanan Nasional terdiri atas pendekatan keamanan dan pendekatan kesejahteraan,
Sifat-sifat Ketahanan Nasional adalah sbb :
1. Manunggal
Dalam membangun Ketahanan Nasional adanya kesatuan yang bersifat komprehensif-integral antara trigatra (tiga aspek) dan pancagatra(lima aspek). Sifat integrative tidak mempunyai arti mencampuradukkan semua aspek social secara begitu saja , tetapi integrasi dilaksanakan secara serasi, seimbang dan harmonis.
2. Mawas ke dalam
Geostrategi/Ketahanan Nasional ditujukan kedalam diri bangsa dan Negara sendiri karena bertujuan untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasional.
3. Kewibawaan
Geostrategi/Ketahanan Nasional bertujuan untuk mewujudkan kewibawaan nasional, dan harus diperhitungkan oleh pihak lain
4. Berubah menurut waktu
Geostrategi/Ketahanan Nasional bersifat dinamis dan dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi bangsa.
5. Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan
Konsepsi ketahanan nasional dapat dipandang sebagai suatu alternative lain dari konsepsi yang mengutamakan penggunaan adu kekuasaan dan adu kekuatan yang masih dianut oleh Negara-negara maju pada umumnya.
6. Percaya pada diri sendiri
Geostrategi /Ketahanan Nasional dikembangkan dan ditingkatkan berdasarkan sikap mental percaya pada diri sendiri. Suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat harus percaya dan yakin , bahwa ia dapat mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri dengan baik dan tidak tergantung kepada bantuan luar.
7. Tidak tergantung pada pihak lain
Geostrategi/Ketahanan Nasional dibangun dan dikembangkan atas dasar kemampuan sendiri dengan memanfaatkan segenap aspek kehidupan nasional. Pengembangan kemampuan nasional dalam meningkatkan daya saing bangsa diupayakan untuk tidak tergantung pada pihak lain.
F. Konsepsi Dasar Geostrategi/ Ketahanan Nasional
Konsep adalah teori atau model yang merupakan pedoman dalam menciptakan Ketahanan Nasional melalui pembangunan seluruh aspek Ketahanan Nasional. Seluruh aspek yang dimaksud adalah meliputi aspek trigatra) dan aspek pancagatra(lima gatra) yang keduanya dikenal dengan astgatra(delapan gatra)
1. Model Astagatra
Model ini berisi delapan gatra yang terdiri atas trigatra (Geografi, SDA, Demografi), dan Pancagatra (ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya, serta Pertahanan, dan Keamanan) secara matematis model ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
K(n) =f(Trigatra,Pancagatra)t
=f(G,D,A),(I,P,E,S,H)t
Keterangan :
K(n) = Kondisi kekuatan nasional yang dinamis
G = Kondisi Geografis
D = Kondisi Demografi
A = Kondisi Kekayaan Alam
I = Kondisi Pemahanan dan Pengamatan Ideologi
P = Kondisi system Politik
E = Kondisi system Ekonomi
S = Kondisi system Sosial Budaya
H = Kondisi system Hankam
f = Fungsi dalam penegrtian matematis
t = Dimensi waktu
2. Model Morgenthau
Morgentau mengadakan observasi atas tata kehidupan nasional secara mikro dilihat dari luar sehingga ketahanan masyarakat bangsa ditampilkan sebagai kekuatan.
Secara matematis model ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
K(n) = f(umur stabil), (umur berubah)
K(n) = f(G,A),(T,M,D,L,C,O)
Keterangan :
K(n) = Kekuatan Nasional
G = Kemampuan Geografi
A = Kemampuan SDA
T = Kemampuan Industri
M = Kemampuan Militer
D = Kemampuan Demografi
C = Karakter Nasional
L = Moral Nasional
O = Kualitas Diplomasi
Model yang menekankan pentingnya Kekuatan Nasional dibina dalam kaitannya dengan Negara-negara lain. Artinya model ini menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan power position(posisi yang kuat) dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi untuk memperoleh power position sehingga muncul sytrategi kearah balance of power(kekuatan penyeimbang)
3. Model Alfred Thayer Mahan
Model ini menganggap bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur berikut:
Geografi bentuk wilayah dan wujud bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional atau bangsa, dan sifat pemerintahan.
Kekuatan Negara tidak hanya tergantung pada luas wilayah daratan, akan tetapi sangat tergantung juga pada factor luasnya akses ke laut dan bentuk pantai dari wilayah Negara.
Ada empat factor yang membentuk kekuatan laut suatu Negara yaitu :
a) Situasi geografi, khususnya mengenai morfologi topografinya yang dikaitkan dengan akses ke laut dan penyebaran penduduk.
b) Kekayaan alam yang dikaitkan dengan kemampuan industry serta kemandirian dalam penyediaan pangan
c) Konfigurasi wilayah Negara yang akan mempengaruhi karakter rakyat dan orientasinya
d) Jumlah penduduk.
4. Model Cline
Cline melihat suatu Negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh Negara lain. Baginya hubungan antarnegara pada hakikatnya sangat dipengaruhi oleh persepsi suatu Negara terhadap Negara lainnya, termasuk didalamnya persepsi atas system pangkalan dari Negara lain.
Dalam bentuk matematis, model cline ini dpat dirumuskan sbb :
P(p) = (Cr+M+E) (S+W)
Keterangan :
P(p) = Perceived Power, Kekuatan Nasional Sebagaimana Dipersepsikan oleh Negara lain.
Cr = Critical mass, yaitu strtegi antara Potensi Demografi dengan Geografi
M = Kemampuan Militer
E = Kemampuan Ekonomi
S = Strategi Nasional
W = Kemauan Nasional atau Tekat Rakyat untuk Mewujudkan Strategi Nasional.
Model ini (Cr+M+E) merupakan factor yang berwujud (tangible) sedangkan (S+W) yaitu bagian yang tidak beujud(intangible). Faktor yang tangible, yaitu critical mass, yang dipresentasikan sebagai penjumlahan dari potensi demografi dan geografi yang efektif untuk menunjang pembentukan Kekuatan Nasional.
Menurut Cline bahwa suatu Negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila memiliki potensi geografi besar dan SDA yang besar pula.
G. Komponen Strategi Astagatra
Komponen ini adalah komponen strategi yang terdiri atas delapan gatra(aspek). Delapan gatra (aspek) ini dapat diklasifikasikan dalam dua bagian yang meliputi :
1. Trigatra
Adalah komponen yang bersifat alamiah (tetap). Komponen ini meliputi tiga unsur yaitu:
a) Aspek geografi
Aspek geografi adalah berkaitan dengan letak kondisi bumi dimana Negara berada. Pengaruh letak geografi terhadap politik melahirkan geopolitik dan geostrategi.
Beberapa Wawasan Nasional yang tumbuh karena pengaruh geografi adalah seperti :
1. Wawasan benua adalah cara pandang Negara yang dilandasi lingkungan Negara yang serba daratan yang dikenal dengan Land Locked Country
2. Wawasan bahari adalah cara pandang Negara yang dipengaruhi oleh kondisi Negara yang bersifat archipelago, tetapi negaranya sendiri bersifat daratan
3. Wawasan dirgantara adalah cara pandang Negara yang dipengaruhi oleh kondisi wilayah dirgantara yang strategis bagi penempatan GSO(geo stationary orbit)
4. Wawasan kombinasi adalah cara pandang Negara yang dipengaruhi oleh kondisi geografis Negara yang memiliki wilayah daratan, lautan, dan udara yang strategis.
Dalam kaitan dengan wawasan Nasional di atas, Negara Indonesia dapat dikategorikan sebagai Negara kesatuan yang menganut wawasan kombinasi atau Wawasan Nusantara.
b) Sumber Daya Alam
Kekayaan alam yang terkandung dalam sumber daya alam (SDA) Indonesia dapat dibagi tiga golongan yaitu :
1. Hewan (fauna) adalah sumber daya alam yang menjadi sumber bahan makanan yang berasal dari binatang(hewan)
2. Nabati(flora) adalah sumber daya alam yang dapat menjadi sumber bahan makanan yang berasal dari unsur tumbuh-tumbuhan.
3. Mineral(tambang) adalah sumber daya alam yang memiliki nilai tambah bagi devisa negara yang berasal dari eksploitasi dan eksplorasi dalam bumi.
Pola dasar pengelolaan sumber daya alam di atas, dilakukan berdasarkan pada asas :
1. Maksimal, yaitu prinsip pengelolaan sumber daya manusia secara menyeluruh dan sungguh-sungguh oleh seluruh elemen bangsa dan Negara.
2. Lestari, yaitu prinsip pengelolaan SDA, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang mengutamakan kelangsungan lingkungan hidup secara berkelanjutan(sustainable)
3. Daya saing, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang berorientasi pada kualitas dan kuantitas yang bias memiliki daya saing dengan produk SDA Negara asing(luar negeri).
Untuk mengatasi kesejangan (gap) antara potensi SDA dengan penduduk maka diupayakan :
a) Menyusun pola pengelolaan SDA
b) Mengembangkan IPTEK
c) Membina kesadaran Nasional
d) Mengadakan program pembangunan yang serasi
e) Mengadakan pembentukan modal yang cukup
f) Menciptakan daya beli konsumen yang cukup.
c) Keadaan dan Kemampuan Penduduk.
Penduduk adalah orang yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu dengan tanpa melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tersebut.
Masalah yang dihadapi dalam kependudukan adalah sbb.:
1. Jumlah penduduk, makin meningkatnya jumlah penduduk yang tidak memiliki kualitas, baik dirinya , masyarakat, dan negara
2. Komposisi penduduk adalah susunan penduduk menurut usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan pendidikan.
3. Distribusi penduduk adalah penyebaran penduduk yang tidak merata ke seluruh wilayah Negara(tanah air)
2. Pancagatra
Komponen pancagatra adalah komponen yang meliputi lima aspek Ketahanan Nasional dalam kehidupan social(intangible). Komponen pancagatra meliputi :
a) Ketahanan di Bidang Ideologi berintikan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.
b) Ketahanan Nasional di Bidang Politik berintikan pada kehidupan politik yang damai, tertib, adil, jujur dan demokratis.
c) Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi berintikan tersedianya pangan, sandang dan tersedianya lapangan kerja, perumahan.
d) Ketahanan Nasional di Bidang Sosial dan Budaya berintikan tersedianya pendidikan murah dan berkualitas, hormat menghormati, sopan santun, beretika, dan bangga menjadi anak Indonesia.
e) Ketahanan Nasional di Bidang Hankam, berintikan adanya rasa aman, damai, tidak sengketa dengan bangsa dan Negara lain.
H. Hubungan Komponen Strategi Antargatra
1. Komponen strategi Trigatra
a) Gatra Geografi dan Sumber Kekayaan Alam. Hubungan gatra geografi dan SDA dapat menjadi sumber/tempat bagi tumbuh dan berkembangnya potensi sumber kekayaan alam yang dapat memberi nilai tambah bagi kesejahteraan keseluruhan rakyat Indonesia.
b) Gatra Geografi dan Penduduk
Hubungannya adalah gatra geografi dapat menjadi sumber/tempat bagi penduduk untuk memperoleh nilai tambah dalam meningkatkan taraf hidup, pendapatan perkapita , dan lingkungan hidup yang sehat bagi kesejahteraan seluruh rakyat Negara.
Untuk itu dalam pembinaan dan pengelolaan penduduk perlu beberapa strategi yaitu :
1. Penciptaan kualitas penduduk
2. Distribusi penduduk(transmigrasi) yang merata
c) Gatra Kekayaan Alam dan Penduduk
Hubungannya adalah gatra kekayaan alam dapat menjadi sumber bagi penduduk untuk memperoleh nilai tambah dalam meningkatkan taraf hidup , pendapatan per kapita, dan lingkungan hidup yang sehat bagi kesejahteraan keseluruhan rakyat Indonesia.
2. Hubungan antar komponen dalam Pancagatra
a) Gatra Ideologi
Pancasila sebagai ideology bangsa dan Negara berfungsi mengarahkan perjuangan bangsa mencapai cita-cita dan tujuan nasional. Membina ideology pada hakikatnya adalah merupakan upaya meningkatkan Ketahanan Nasional.
b) Gatra Politik
Politik dalam arti kebijakan merupakan suatu proses alokasi system nilai dan norma kehidupan bernegara yang diyakini benar oleh suatu bangsa yang dilakukan oleh sebuah instansi yang berwenang, agar menjadi pedoman pelaksanaan dalam mewujudkan cita-citanya.
c) Gatra Ekonomi
Proses kehidupan ekonomi mempunyai pengaruh yang positif dalam meningkatkan kesejahteraan dan keseimbangan antara pengadaan, permintaan dan distribusi barang dan jasa
d) Gatra Sosial Budaya
Pada kenyataannya nilai budaya hanya dapat berkembang dalam situasi aman dan damai. Kemegahan nilai social budaya biasanya mencerminkan tingkat kesejahteraan bangsa, baik fisik maupun kejiwaan bangsanya. Sebaliknya keadaan social yang timpang serta adanya erosi dan kemerosotan warga Negara dalam memahami dan menghayati nilai-nilai luhur budaya bangsa dapat menimbulkan ketegangan social(social entrophy) yang dapat membahayakan Ketahanan Nasional.
e) Gatra Hankam
Kondisi hankam yang baik, stabilitas nasional yang aman dan damai merupakan prasyarat bangsa untuk dapat membina dan mengembangkan aspek-aspek kehidupan bangsa. Hubungan hankam mempengaruhi aspek ideology, politik, ekonomi, social dan budaya.
I. Implementasi ketahanan Nasional
Implementasi ketahanan nasional diartikan melaksanakan atau menggunakan kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan yang dilandasi sikap ulet dan tangguh untuk mengembangkan daya saing bangsa sehingga menjadi bangsa yang kompetitif dan dihormati didunia.
1. Dalam Bidang Politik
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang politik, maka sejumlah tindakan harus dilaksanakan.
Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah.
a) Dalam rangka menghadapi globalisasi, maka perlu mengadakan proses perubahan atau modernisasi. Peningkatan kompetensi diplomat diperlukan dalam rangka menghadapi berbagai perundingan international.
b) Mengembangkan politik bebas dan aktif. Hal ini dilakukan dengan berperan serta dalam proses perdamaian di dunia international dan berpartisipasi aktif dalam peristiwa yang bersifat global.
c) Masalah disintegrasi dan otonomi, Masalah disintegrasi bangsa harus diselesaikan dengan baik. Banyak kasus disintegrasi disebabkan adanya ketidak adilan dalam bidang hokum, politik, ekonomi, dan budaya.
d) Penataan system politik yang menjamin kestabilan pemerintah.
e) Sistem birokrasi yang efisien. Efisiensi birokrasi dilakukan dengan penataan tanggung jawab yang sesuai dengan fungsinya, system penilaian kinerja yang adil dan terbuka serta system numerasi yang memadai dan layak.
2. Dalam Bidang Ekonomi
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang ekonomi, maka sejumlah tindakan harus dilaksanakan.
Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah.
a) Menata kebijakan fiscal terutama yang terkait dengan pajak, serta restribusi.
b) Mengembangkan industry yang berorientasi pada produk dalam negeri.
c) Menggiatkan swasembada pangan. Pangan adalah kebutuhan pokok, krisis pangan dapat membuat stabilitas politik terganggu.
d) Mengembangkan iklim investasi yang baik.Pembenahan system investai dilakukan dengan mempermudah procedure perizinan dan member insentif yang memadai seperti keringanan pajak, sarana infrastruktur, dan kepastian hokum dalam ketenagakerjaan.
e) Mengembangkan system ekonomi kerakyatan dan mendorong usaha kecil dan mengengah dengan mengembangkan kredit mikro dan penunjang yang memadai seperti pembangan informasi pasar dan teknologi.
f) Mengembangkan system pasar dengan mengurangi campur tangan pemerintah.
g) Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, dan efisien untuk menjadi sumber permodalan
h) Mengelola kebijakan mikro secara hati-hati sehingga tingkat inflasi rendah dan tingkat suku bunga rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
i) Meningkatkan efisiensi BUMN dan BUMD dengan melakukan reorganisasi dan restrukturisasi, sehingga fungsi dan tanggung jawab BUMN berjalan dengan baik.
3. Dalam Bidang Sosial dan Budaya
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang social budaya , maka sejumlah tindakan harus dilaksanakan.
Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah.
a) Meningkatkan HDI (human development index) Indonesia dengan melakukan peningkatan mutu pendidikan dengan penerapan standarisasi pendidikan, meningkatkan wajib belajar sembilan tahun, meningkatkan daya saing perguruan tinggi, peningkatan kesehatan ibu dan anak, serta peningkatan fasilitas lingkungan.
b) Meningkatkan taraf pendidikan dari 60% lulusan SD menjadi lebih tinggi dengan memberikan dana pendidikan minimal 20% dari APBN.
c) Meningkatkan perbaikan lingkungan dengan upaya penataan daerah inustri melalui tata guna lahan, pengendalian konversi hutan, pengelolaan sampah dan pengendalian pencemaran udara, air, dan tanah.
d) Meningkatkan disiplin(batas sore)
e) masyarakat dengan upaya pemberian penyuluhan tentang kedisiplinan, sosialisai peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah , serta memberikan sanksi social yang tegas untuk memberikan efek jera.
f) Meningkatkan kualitas pendidikan agama, kerukunan umat beragama dan mempermudah umat beragama dalam menjalankan ibadahnya.
g) Mengembangkan system jaminan social bagi seluruh warga Negara untuk memberikan perlindungan terhadap kecelakaan kerja, kematian, dan hari tua.
h) Mengembangkan kebebasan berekpresi dalam bidang kesenian, kebudayaan, dan pariwisata dengan memerhatikan etika, moral, estetika, dan agama.
i) Meningkatkan peran perempuan dalam bidang politik ekonomi sesuai dengan peran kaum pria
j) Mengembangkan iklim yang kondusif bagi pemuda untuk mengembangkan kegiatan organisasi dan olahraga dalam rangka peningkatan derajat kesehatan dan prestasi
k) Mempercepat proses pembangunan daerah tertinggal sehingga terjadi keseimbangan antar daerah dalam menikmati hasil pembangunan.
4. Dalam Bidang Hukum
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang hokum maka sejumlah tindakan harus dilaksanakan.
Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah.
a) Meningkatkan profesional aparat penegak hokum dan dukungan sarana penunjang yang memadai.
Lemahnya penegakan hokum diupayakan dengan melengkapi peraturan baik undang-undang maupun peraturan pemerintah sehingga penegak hokum mempunyai dasar yang kuat dalam menjalankan tugasnya dan tidak melanggar HAM.
b) Meningkatkan pemberantasan korupsi
Indonesia dikenal sebagai Negara dengan tingkat korupsi yang tinggi, maka pemberantasan korupsi harus membuat efek jera.
c) Meningkatkan kesadaran HAM
Penegak hokum , aparat keamanan, serta masyarakat masih banyak yang melakukan pelanggaran HAM.
d) Mengembangkan budaya hokum disemua lapisan masyarakat.
Dengan menata system hokum yang menyeluruh dan terpadu, dengan melakukan reoganisasi system peradilan yang dibawah satu payung MA, KY., dan mengembangkan MK untuk menguji perundangan dan MY untuk memberikan pengawasan kinerja aparat peradilan dalam menjamin kepastian hokum dan keadilan.
e) Menyelenggarakan proses pengadilan yang cepat, mudah, murah dan terbuka untuk meningkatkan kepastian hokum.
Keberhasilan dari implementasi Ketahanan Nasional juga ditentukan oleh beberapa factor yaitu :
1. Kepercaraan diri akan kompetensi, kemampuan, dan kekuatan sendiri yang didasari sikap jujur dan disiplin.
2. Kesadaran, kepatuhan, dan ketaatan pada hokum yang berlaku
3. Menjaga keseimbangan diri antara tuntutan hak dan menjalankan kewajiban
4. Mengembangkan ilmu dan pengetahuan sesuai dengan perkembangan zaman dan mendayagunakan terhadap kebutuhan masyarakat
5. Meningkatkan etos kerja, pengabdian, disiplin, dalam rangka meningkatkan kesadaran akan cinta tahan air
6. Mengembangkan kepribadian yang berisi semangat kerja sama tim(team work) dan beriman kepada Tuhan.
Kasus impor beras membuat DPR RI berencana membuat hak angket yaitu hak menyelidiki kebijakan pemerintah. Tindakan ini diperlukan karena impor tersebut menunjukkan lemahnya daya tahan bangsa terhadap ketahanan pangan nasional.
Pada kasus lain ada kegamangan dalam pertahanan budaya, di mana generasi muda mulai enggan menggunakan budaya nasional dan mulai terimbas budaya global. Oleh karena itu perjuangan mengisi kemerdekaan pada saat ini harus berdasarkan kemampuan nasional dan dibina secara berkelanjutan walaupun dihadapkan pada berbagai jenis kendala, seperti pluralisme masyarakat, kondisi geografis, dan dinamika lingkungan yang dampaknya tidak mungkin diabaikan.
Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang dan damai. Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografis Negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi juga memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman dan sejahtera.
Geostrategi /ketahanan nasional indonsia adalah strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi Negara indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa indonsia serta memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman dan sejahtera.
Geostrategi bukanlah merupakan geopolitik untuk kepentingan politik dan perang tetapi untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud konsepsi “Ketahanan Nasional”.
Geostrategi/Ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan. Kondisi kehidupan tersebut sejak dini dibina secara terus menerus mulai dari pribadi, keluarga , lingkungan daerah dan nasional.
B. Latar Belakang Geostrategi/ Ketahanan Nasional
Sejak proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia tidak luput dari berbagai gejolak, ancaman dari dalam negeri maupun luar negeri yang hampir mambahayakan kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Dengan posisi geografis potensi sumber kekayaan alam, serta besarnya jumlah dan kemampuan penduduk yang dimiliknya. Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh Negara Negara besar.
Dalam rangka menjamin eksitensi bangsa dan Negara dimasa kini dan masa datang bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang harus dibina secara konsisten dan berkelanjutan.
C. Tujuan Geostrategi/ Ketahanan Nasional
Geostrategi diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan keamanan, mewujudkan keadilan hukum dan keadilan social, serta terdapatnya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri.
D. Fungsi Geostrategi/ Ketahanan Nasional
Geostrategi /Ketahanan Nasional Indonesia mempunyai fungsi sbb:
Daya tangkal dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, geostrategic Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas eksistensi bangsa dan Negara Indonesia dalam aspek :
1. Ketahanan pada aspek ideology
Ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman dari luar ,maupun dari dalam, dalam rangka menjamin kelangsungan hidup ideology bangsa dan Negara RI
2. Ketahanan pada aspek politik
Untuk mengejar ketinggalan dari Negara maju kita perlu mengadakan proses perubahan atau modernisasi ,penegakan hokum, dan menegakkan disiplin nasional
3. Ketahanan pada aspek ekonomi
Ketangguhan kekuatan nasional dalam kegiatan yang berkaitan dengan produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa, usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat baik secara individu maupun kelompok.
4. Ketahanan pada aspek social budaya
Ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan social budaya bangsa dan Negara RI
5. Ketahanan pada aspek pertahanan keamanan.
Ketangguhan kekuatan pertahanan nasional dan upaya untuk melindungi kepentingan bangsa dan Negara demi tetap terwujudnya kondisi kelangsungan hidup bangsa.
Berfungsi sebagai pengarah bagi pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam ideology, politik, ekonomi, social budaya , pertahanan dan keamanan (hankam) sehingga tercapai kesejahteraan rakyat. Ketahanan nasional sebagai pengarah berfungsi menyatukan pola pikir, pola tindak, dan cara kerja intersektor, antarsector, dan multidisipliner.
Cara kerja ini selanjutnya diterjemahkan dalam RJP(rencana jangka panjang) yang dulu dikenal dengan GBHN, RJP yang dibuat pemerintah dan disetujui DPR memuat kebijakan dan strategi pengembangan dalam setiap seckor untuk mencapai tujuan nasional masyarakat adil dan makmur.
E. Sifat Geostrategi /Ketahanan Nasional
Untuk mewujudkan Ketahanan Nasional, dilaksanakan dengan mengelola dan menyelenggarakan kesejahteraan dan keamanan terhadap system kehidupan nasional. Sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, metode pendekatan dan pengkajian, Ketahanan Nasional terdiri atas pendekatan keamanan dan pendekatan kesejahteraan,
Sifat-sifat Ketahanan Nasional adalah sbb :
1. Manunggal
Dalam membangun Ketahanan Nasional adanya kesatuan yang bersifat komprehensif-integral antara trigatra (tiga aspek) dan pancagatra(lima aspek). Sifat integrative tidak mempunyai arti mencampuradukkan semua aspek social secara begitu saja , tetapi integrasi dilaksanakan secara serasi, seimbang dan harmonis.
2. Mawas ke dalam
Geostrategi/Ketahanan Nasional ditujukan kedalam diri bangsa dan Negara sendiri karena bertujuan untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasional.
3. Kewibawaan
Geostrategi/Ketahanan Nasional bertujuan untuk mewujudkan kewibawaan nasional, dan harus diperhitungkan oleh pihak lain
4. Berubah menurut waktu
Geostrategi/Ketahanan Nasional bersifat dinamis dan dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi bangsa.
5. Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan
Konsepsi ketahanan nasional dapat dipandang sebagai suatu alternative lain dari konsepsi yang mengutamakan penggunaan adu kekuasaan dan adu kekuatan yang masih dianut oleh Negara-negara maju pada umumnya.
6. Percaya pada diri sendiri
Geostrategi /Ketahanan Nasional dikembangkan dan ditingkatkan berdasarkan sikap mental percaya pada diri sendiri. Suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat harus percaya dan yakin , bahwa ia dapat mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri dengan baik dan tidak tergantung kepada bantuan luar.
7. Tidak tergantung pada pihak lain
Geostrategi/Ketahanan Nasional dibangun dan dikembangkan atas dasar kemampuan sendiri dengan memanfaatkan segenap aspek kehidupan nasional. Pengembangan kemampuan nasional dalam meningkatkan daya saing bangsa diupayakan untuk tidak tergantung pada pihak lain.
F. Konsepsi Dasar Geostrategi/ Ketahanan Nasional
Konsep adalah teori atau model yang merupakan pedoman dalam menciptakan Ketahanan Nasional melalui pembangunan seluruh aspek Ketahanan Nasional. Seluruh aspek yang dimaksud adalah meliputi aspek trigatra) dan aspek pancagatra(lima gatra) yang keduanya dikenal dengan astgatra(delapan gatra)
1. Model Astagatra
Model ini berisi delapan gatra yang terdiri atas trigatra (Geografi, SDA, Demografi), dan Pancagatra (ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya, serta Pertahanan, dan Keamanan) secara matematis model ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
K(n) =f(Trigatra,Pancagatra)t
=f(G,D,A),(I,P,E,S,H)t
Keterangan :
K(n) = Kondisi kekuatan nasional yang dinamis
G = Kondisi Geografis
D = Kondisi Demografi
A = Kondisi Kekayaan Alam
I = Kondisi Pemahanan dan Pengamatan Ideologi
P = Kondisi system Politik
E = Kondisi system Ekonomi
S = Kondisi system Sosial Budaya
H = Kondisi system Hankam
f = Fungsi dalam penegrtian matematis
t = Dimensi waktu
2. Model Morgenthau
Morgentau mengadakan observasi atas tata kehidupan nasional secara mikro dilihat dari luar sehingga ketahanan masyarakat bangsa ditampilkan sebagai kekuatan.
Secara matematis model ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
K(n) = f(umur stabil), (umur berubah)
K(n) = f(G,A),(T,M,D,L,C,O)
Keterangan :
K(n) = Kekuatan Nasional
G = Kemampuan Geografi
A = Kemampuan SDA
T = Kemampuan Industri
M = Kemampuan Militer
D = Kemampuan Demografi
C = Karakter Nasional
L = Moral Nasional
O = Kualitas Diplomasi
Model yang menekankan pentingnya Kekuatan Nasional dibina dalam kaitannya dengan Negara-negara lain. Artinya model ini menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan power position(posisi yang kuat) dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi untuk memperoleh power position sehingga muncul sytrategi kearah balance of power(kekuatan penyeimbang)
3. Model Alfred Thayer Mahan
Model ini menganggap bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur berikut:
Geografi bentuk wilayah dan wujud bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional atau bangsa, dan sifat pemerintahan.
Kekuatan Negara tidak hanya tergantung pada luas wilayah daratan, akan tetapi sangat tergantung juga pada factor luasnya akses ke laut dan bentuk pantai dari wilayah Negara.
Ada empat factor yang membentuk kekuatan laut suatu Negara yaitu :
a) Situasi geografi, khususnya mengenai morfologi topografinya yang dikaitkan dengan akses ke laut dan penyebaran penduduk.
b) Kekayaan alam yang dikaitkan dengan kemampuan industry serta kemandirian dalam penyediaan pangan
c) Konfigurasi wilayah Negara yang akan mempengaruhi karakter rakyat dan orientasinya
d) Jumlah penduduk.
4. Model Cline
Cline melihat suatu Negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh Negara lain. Baginya hubungan antarnegara pada hakikatnya sangat dipengaruhi oleh persepsi suatu Negara terhadap Negara lainnya, termasuk didalamnya persepsi atas system pangkalan dari Negara lain.
Dalam bentuk matematis, model cline ini dpat dirumuskan sbb :
P(p) = (Cr+M+E) (S+W)
Keterangan :
P(p) = Perceived Power, Kekuatan Nasional Sebagaimana Dipersepsikan oleh Negara lain.
Cr = Critical mass, yaitu strtegi antara Potensi Demografi dengan Geografi
M = Kemampuan Militer
E = Kemampuan Ekonomi
S = Strategi Nasional
W = Kemauan Nasional atau Tekat Rakyat untuk Mewujudkan Strategi Nasional.
Model ini (Cr+M+E) merupakan factor yang berwujud (tangible) sedangkan (S+W) yaitu bagian yang tidak beujud(intangible). Faktor yang tangible, yaitu critical mass, yang dipresentasikan sebagai penjumlahan dari potensi demografi dan geografi yang efektif untuk menunjang pembentukan Kekuatan Nasional.
Menurut Cline bahwa suatu Negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila memiliki potensi geografi besar dan SDA yang besar pula.
G. Komponen Strategi Astagatra
Komponen ini adalah komponen strategi yang terdiri atas delapan gatra(aspek). Delapan gatra (aspek) ini dapat diklasifikasikan dalam dua bagian yang meliputi :
1. Trigatra
Adalah komponen yang bersifat alamiah (tetap). Komponen ini meliputi tiga unsur yaitu:
a) Aspek geografi
Aspek geografi adalah berkaitan dengan letak kondisi bumi dimana Negara berada. Pengaruh letak geografi terhadap politik melahirkan geopolitik dan geostrategi.
Beberapa Wawasan Nasional yang tumbuh karena pengaruh geografi adalah seperti :
1. Wawasan benua adalah cara pandang Negara yang dilandasi lingkungan Negara yang serba daratan yang dikenal dengan Land Locked Country
2. Wawasan bahari adalah cara pandang Negara yang dipengaruhi oleh kondisi Negara yang bersifat archipelago, tetapi negaranya sendiri bersifat daratan
3. Wawasan dirgantara adalah cara pandang Negara yang dipengaruhi oleh kondisi wilayah dirgantara yang strategis bagi penempatan GSO(geo stationary orbit)
4. Wawasan kombinasi adalah cara pandang Negara yang dipengaruhi oleh kondisi geografis Negara yang memiliki wilayah daratan, lautan, dan udara yang strategis.
Dalam kaitan dengan wawasan Nasional di atas, Negara Indonesia dapat dikategorikan sebagai Negara kesatuan yang menganut wawasan kombinasi atau Wawasan Nusantara.
b) Sumber Daya Alam
Kekayaan alam yang terkandung dalam sumber daya alam (SDA) Indonesia dapat dibagi tiga golongan yaitu :
1. Hewan (fauna) adalah sumber daya alam yang menjadi sumber bahan makanan yang berasal dari binatang(hewan)
2. Nabati(flora) adalah sumber daya alam yang dapat menjadi sumber bahan makanan yang berasal dari unsur tumbuh-tumbuhan.
3. Mineral(tambang) adalah sumber daya alam yang memiliki nilai tambah bagi devisa negara yang berasal dari eksploitasi dan eksplorasi dalam bumi.
Pola dasar pengelolaan sumber daya alam di atas, dilakukan berdasarkan pada asas :
1. Maksimal, yaitu prinsip pengelolaan sumber daya manusia secara menyeluruh dan sungguh-sungguh oleh seluruh elemen bangsa dan Negara.
2. Lestari, yaitu prinsip pengelolaan SDA, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang mengutamakan kelangsungan lingkungan hidup secara berkelanjutan(sustainable)
3. Daya saing, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang berorientasi pada kualitas dan kuantitas yang bias memiliki daya saing dengan produk SDA Negara asing(luar negeri).
Untuk mengatasi kesejangan (gap) antara potensi SDA dengan penduduk maka diupayakan :
a) Menyusun pola pengelolaan SDA
b) Mengembangkan IPTEK
c) Membina kesadaran Nasional
d) Mengadakan program pembangunan yang serasi
e) Mengadakan pembentukan modal yang cukup
f) Menciptakan daya beli konsumen yang cukup.
c) Keadaan dan Kemampuan Penduduk.
Penduduk adalah orang yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu dengan tanpa melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tersebut.
Masalah yang dihadapi dalam kependudukan adalah sbb.:
1. Jumlah penduduk, makin meningkatnya jumlah penduduk yang tidak memiliki kualitas, baik dirinya , masyarakat, dan negara
2. Komposisi penduduk adalah susunan penduduk menurut usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan pendidikan.
3. Distribusi penduduk adalah penyebaran penduduk yang tidak merata ke seluruh wilayah Negara(tanah air)
2. Pancagatra
Komponen pancagatra adalah komponen yang meliputi lima aspek Ketahanan Nasional dalam kehidupan social(intangible). Komponen pancagatra meliputi :
a) Ketahanan di Bidang Ideologi berintikan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.
b) Ketahanan Nasional di Bidang Politik berintikan pada kehidupan politik yang damai, tertib, adil, jujur dan demokratis.
c) Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi berintikan tersedianya pangan, sandang dan tersedianya lapangan kerja, perumahan.
d) Ketahanan Nasional di Bidang Sosial dan Budaya berintikan tersedianya pendidikan murah dan berkualitas, hormat menghormati, sopan santun, beretika, dan bangga menjadi anak Indonesia.
e) Ketahanan Nasional di Bidang Hankam, berintikan adanya rasa aman, damai, tidak sengketa dengan bangsa dan Negara lain.
H. Hubungan Komponen Strategi Antargatra
1. Komponen strategi Trigatra
a) Gatra Geografi dan Sumber Kekayaan Alam. Hubungan gatra geografi dan SDA dapat menjadi sumber/tempat bagi tumbuh dan berkembangnya potensi sumber kekayaan alam yang dapat memberi nilai tambah bagi kesejahteraan keseluruhan rakyat Indonesia.
b) Gatra Geografi dan Penduduk
Hubungannya adalah gatra geografi dapat menjadi sumber/tempat bagi penduduk untuk memperoleh nilai tambah dalam meningkatkan taraf hidup, pendapatan perkapita , dan lingkungan hidup yang sehat bagi kesejahteraan seluruh rakyat Negara.
Untuk itu dalam pembinaan dan pengelolaan penduduk perlu beberapa strategi yaitu :
1. Penciptaan kualitas penduduk
2. Distribusi penduduk(transmigrasi) yang merata
c) Gatra Kekayaan Alam dan Penduduk
Hubungannya adalah gatra kekayaan alam dapat menjadi sumber bagi penduduk untuk memperoleh nilai tambah dalam meningkatkan taraf hidup , pendapatan per kapita, dan lingkungan hidup yang sehat bagi kesejahteraan keseluruhan rakyat Indonesia.
2. Hubungan antar komponen dalam Pancagatra
a) Gatra Ideologi
Pancasila sebagai ideology bangsa dan Negara berfungsi mengarahkan perjuangan bangsa mencapai cita-cita dan tujuan nasional. Membina ideology pada hakikatnya adalah merupakan upaya meningkatkan Ketahanan Nasional.
b) Gatra Politik
Politik dalam arti kebijakan merupakan suatu proses alokasi system nilai dan norma kehidupan bernegara yang diyakini benar oleh suatu bangsa yang dilakukan oleh sebuah instansi yang berwenang, agar menjadi pedoman pelaksanaan dalam mewujudkan cita-citanya.
c) Gatra Ekonomi
Proses kehidupan ekonomi mempunyai pengaruh yang positif dalam meningkatkan kesejahteraan dan keseimbangan antara pengadaan, permintaan dan distribusi barang dan jasa
d) Gatra Sosial Budaya
Pada kenyataannya nilai budaya hanya dapat berkembang dalam situasi aman dan damai. Kemegahan nilai social budaya biasanya mencerminkan tingkat kesejahteraan bangsa, baik fisik maupun kejiwaan bangsanya. Sebaliknya keadaan social yang timpang serta adanya erosi dan kemerosotan warga Negara dalam memahami dan menghayati nilai-nilai luhur budaya bangsa dapat menimbulkan ketegangan social(social entrophy) yang dapat membahayakan Ketahanan Nasional.
e) Gatra Hankam
Kondisi hankam yang baik, stabilitas nasional yang aman dan damai merupakan prasyarat bangsa untuk dapat membina dan mengembangkan aspek-aspek kehidupan bangsa. Hubungan hankam mempengaruhi aspek ideology, politik, ekonomi, social dan budaya.
I. Implementasi ketahanan Nasional
Implementasi ketahanan nasional diartikan melaksanakan atau menggunakan kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan yang dilandasi sikap ulet dan tangguh untuk mengembangkan daya saing bangsa sehingga menjadi bangsa yang kompetitif dan dihormati didunia.
1. Dalam Bidang Politik
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang politik, maka sejumlah tindakan harus dilaksanakan.
Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah.
a) Dalam rangka menghadapi globalisasi, maka perlu mengadakan proses perubahan atau modernisasi. Peningkatan kompetensi diplomat diperlukan dalam rangka menghadapi berbagai perundingan international.
b) Mengembangkan politik bebas dan aktif. Hal ini dilakukan dengan berperan serta dalam proses perdamaian di dunia international dan berpartisipasi aktif dalam peristiwa yang bersifat global.
c) Masalah disintegrasi dan otonomi, Masalah disintegrasi bangsa harus diselesaikan dengan baik. Banyak kasus disintegrasi disebabkan adanya ketidak adilan dalam bidang hokum, politik, ekonomi, dan budaya.
d) Penataan system politik yang menjamin kestabilan pemerintah.
e) Sistem birokrasi yang efisien. Efisiensi birokrasi dilakukan dengan penataan tanggung jawab yang sesuai dengan fungsinya, system penilaian kinerja yang adil dan terbuka serta system numerasi yang memadai dan layak.
2. Dalam Bidang Ekonomi
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang ekonomi, maka sejumlah tindakan harus dilaksanakan.
Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah.
a) Menata kebijakan fiscal terutama yang terkait dengan pajak, serta restribusi.
b) Mengembangkan industry yang berorientasi pada produk dalam negeri.
c) Menggiatkan swasembada pangan. Pangan adalah kebutuhan pokok, krisis pangan dapat membuat stabilitas politik terganggu.
d) Mengembangkan iklim investasi yang baik.Pembenahan system investai dilakukan dengan mempermudah procedure perizinan dan member insentif yang memadai seperti keringanan pajak, sarana infrastruktur, dan kepastian hokum dalam ketenagakerjaan.
e) Mengembangkan system ekonomi kerakyatan dan mendorong usaha kecil dan mengengah dengan mengembangkan kredit mikro dan penunjang yang memadai seperti pembangan informasi pasar dan teknologi.
f) Mengembangkan system pasar dengan mengurangi campur tangan pemerintah.
g) Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, dan efisien untuk menjadi sumber permodalan
h) Mengelola kebijakan mikro secara hati-hati sehingga tingkat inflasi rendah dan tingkat suku bunga rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
i) Meningkatkan efisiensi BUMN dan BUMD dengan melakukan reorganisasi dan restrukturisasi, sehingga fungsi dan tanggung jawab BUMN berjalan dengan baik.
3. Dalam Bidang Sosial dan Budaya
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang social budaya , maka sejumlah tindakan harus dilaksanakan.
Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah.
a) Meningkatkan HDI (human development index) Indonesia dengan melakukan peningkatan mutu pendidikan dengan penerapan standarisasi pendidikan, meningkatkan wajib belajar sembilan tahun, meningkatkan daya saing perguruan tinggi, peningkatan kesehatan ibu dan anak, serta peningkatan fasilitas lingkungan.
b) Meningkatkan taraf pendidikan dari 60% lulusan SD menjadi lebih tinggi dengan memberikan dana pendidikan minimal 20% dari APBN.
c) Meningkatkan perbaikan lingkungan dengan upaya penataan daerah inustri melalui tata guna lahan, pengendalian konversi hutan, pengelolaan sampah dan pengendalian pencemaran udara, air, dan tanah.
d) Meningkatkan disiplin(batas sore)
e) masyarakat dengan upaya pemberian penyuluhan tentang kedisiplinan, sosialisai peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah , serta memberikan sanksi social yang tegas untuk memberikan efek jera.
f) Meningkatkan kualitas pendidikan agama, kerukunan umat beragama dan mempermudah umat beragama dalam menjalankan ibadahnya.
g) Mengembangkan system jaminan social bagi seluruh warga Negara untuk memberikan perlindungan terhadap kecelakaan kerja, kematian, dan hari tua.
h) Mengembangkan kebebasan berekpresi dalam bidang kesenian, kebudayaan, dan pariwisata dengan memerhatikan etika, moral, estetika, dan agama.
i) Meningkatkan peran perempuan dalam bidang politik ekonomi sesuai dengan peran kaum pria
j) Mengembangkan iklim yang kondusif bagi pemuda untuk mengembangkan kegiatan organisasi dan olahraga dalam rangka peningkatan derajat kesehatan dan prestasi
k) Mempercepat proses pembangunan daerah tertinggal sehingga terjadi keseimbangan antar daerah dalam menikmati hasil pembangunan.
4. Dalam Bidang Hukum
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang hokum maka sejumlah tindakan harus dilaksanakan.
Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah.
a) Meningkatkan profesional aparat penegak hokum dan dukungan sarana penunjang yang memadai.
Lemahnya penegakan hokum diupayakan dengan melengkapi peraturan baik undang-undang maupun peraturan pemerintah sehingga penegak hokum mempunyai dasar yang kuat dalam menjalankan tugasnya dan tidak melanggar HAM.
b) Meningkatkan pemberantasan korupsi
Indonesia dikenal sebagai Negara dengan tingkat korupsi yang tinggi, maka pemberantasan korupsi harus membuat efek jera.
c) Meningkatkan kesadaran HAM
Penegak hokum , aparat keamanan, serta masyarakat masih banyak yang melakukan pelanggaran HAM.
d) Mengembangkan budaya hokum disemua lapisan masyarakat.
Dengan menata system hokum yang menyeluruh dan terpadu, dengan melakukan reoganisasi system peradilan yang dibawah satu payung MA, KY., dan mengembangkan MK untuk menguji perundangan dan MY untuk memberikan pengawasan kinerja aparat peradilan dalam menjamin kepastian hokum dan keadilan.
e) Menyelenggarakan proses pengadilan yang cepat, mudah, murah dan terbuka untuk meningkatkan kepastian hokum.
Keberhasilan dari implementasi Ketahanan Nasional juga ditentukan oleh beberapa factor yaitu :
1. Kepercaraan diri akan kompetensi, kemampuan, dan kekuatan sendiri yang didasari sikap jujur dan disiplin.
2. Kesadaran, kepatuhan, dan ketaatan pada hokum yang berlaku
3. Menjaga keseimbangan diri antara tuntutan hak dan menjalankan kewajiban
4. Mengembangkan ilmu dan pengetahuan sesuai dengan perkembangan zaman dan mendayagunakan terhadap kebutuhan masyarakat
5. Meningkatkan etos kerja, pengabdian, disiplin, dalam rangka meningkatkan kesadaran akan cinta tahan air
6. Mengembangkan kepribadian yang berisi semangat kerja sama tim(team work) dan beriman kepada Tuhan.
0 Response to "PKn : BAB XV - GEOSTRATEGI (KETAHANAN NASIONAL)"
Post a Comment